Ketika Uni Soviet menyerang Finlandia tahun
1939 dalam Perang Musim Dingin, ia memutuskan untuk
membantu Finlandia. Menggunakan senapan standar, ia memiliki rekor membunuh
terbesar dalam peperangan.
Dalam
suhu −20 dan −40 derajat Celsius, dengan berpakaian berwarna putih, ia telah membunuh 505
tentara Soviet, dan 542 jika kematian yang tidak pasti diikutsertakan. Selain
membunuh dengan sniper, Häyhä juga membunuh dua ratusan orang dengan
senapan Suomi KP/-31, meningkatkan
jumlah orang yang dibunuhnya menjadi 705. Seluruh
pembunuhan dilakukan Häyhä dalam waktu kurang dari 100 (seratus) hari.
Soviet berusaha menyingkirkannya, dengan cara
seperti counter sniper dan serangan artileri.
Pada 6 Maret 1940, Häyhä tertembak di
rahang selama pertempuran. Ia siuman pada 13 Maret,
hari ketika perjanjian perdamaian ditandatangani. Segera setelah perang, Häyhä
diangkat dari kopral menjadi letnan kedua oleh Marsekal Lapangan Carl Gustaf Emil Mannerheim.
Ketika pasukan khusus yang
dikirim Russia untuk
menghabisi Hayha semua tewas, Russia mengumpulkan sebuah tim counter-sniper untuk
mengimbangi kemapanan Hayha dalam menembak jauh (sniper VS sniper).
Namun tidak ada satu pun dari mereka yang selamat dari bidikannya. Dalam masa
100 hari, Hayha membunuh 542 prajurit dengan senapannya. selebihnya dia habisi
dengan SMG. Jumlah keseluruhannya mencapai 705 orang.
Pada akhirnya, tidak ada satupun prajurit Russia yang berani mendekati
area-area dimana Hayha diperkirakan bersembunyi. Tentara Russia kemudian
melaksanakan carpet-bombing di area-area yang diperkirakan
sebagai tempat Hayha bersembunyi. Namun Hayha berhasil selamat dari
taktik carpet-bombing Russia yang dilancarkan hanya untuk
dirinya seorang.
Tanggal 6 Maret 1940, seseorang yang
beruntung berhasil menembak Hayha di kepala dengan peluru peledak. Ketika
ditemukan dan dibawa kembali ke markas, setengah dari kepala Hayha telah
hancur The White Death telah berhasil dihentikan.